Cuaca Ekstrem Saat Ramadan? Begini Cara Menjaga Konsentrasi Saat Belajar dan Mengajar

Surabaya – Ramadan tahun ini diwarnai dengan cuaca ekstrem, mulai dari suhu panas yang menyengat hingga hujan deras yang datang tiba-tiba. Kondisi ini bisa menjadi tantangan bagi mahasiswa dan dosen dalam menjaga fokus dan produktivitas akademik, terutama saat menjalankan ibadah puasa. Kurangnya asupan cairan, perubahan pola tidur, serta ketidakstabilan cuaca dapat menurunkan daya konsentrasi saat belajar dan mengajar.
Agar tetap fokus selama perkuliahan, baik daring maupun tatap muka, penting untuk memaksimalkan waktu istirahat dan mengatur pola tidur yang baik. Tidur lebih awal setelah tarawih dan memanfaatkan power nap 15-30 menit di siang hari bisa membantu mengembalikan energi. Selain itu, asupan makanan saat sahur dan berbuka harus diperhatikan, dengan memilih makanan kaya protein, serat, serta cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
Dosen dan mahasiswa juga disarankan untuk menyesuaikan metode belajar dan mengajar dengan kondisi fisik saat puasa. Gunakan teknik belajar aktif, diskusi ringan, atau metode pembelajaran berbasis digital untuk mengurangi kelelahan saat harus memahami materi yang kompleks. Jika memungkinkan, atur jadwal belajar di waktu-waktu yang lebih optimal, seperti pagi hari setelah sahur atau malam setelah berbuka, saat energi masih dalam kondisi terbaik.
Cuaca ekstrem memang tidak bisa dihindari, tetapi dengan strategi yang tepat, konsentrasi saat belajar dan mengajar tetap bisa terjaga. Program Studi S3 Ilmu Pendidikan UNESA mengajak mahasiswa dan dosen untuk tetap menjaga kesehatan dan menerapkan manajemen waktu yang baik agar Ramadan tetap berjalan produktif dan penuh makna.
🔗 Kunjungi https://s3ip.fip.unesa.ac.id/ untuk artikel menarik lainnya seputar pendidikan dan produktivitas selama Ramadan! 🌙✨