Tahun Baru 2025 dan Tren Proxy: Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNESA Raih Akses Jurnal Tanpa Batas
23 Desember 2024 | Dr. Rofik Jalal Rosyanafi, M.Pd.
Surabaya – Menjelang pergantian tahun, mahasiswa Program Doktor (S3) Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali disibukkan dengan berbagai penelitian yang membutuhkan rujukan literatur global. Menariknya, tren penggunaan layanan proxy kian menjadi andalan untuk menembus paywall dan batasan wilayah pada sejumlah situs akademik terkemuka.
Salah satu mahasiswa, Varia Virdaus, mengaku sangat terbantu oleh proxy dalam menyusun telaah pustaka untuk disertasi yang fokus pada inovasi pembelajaran daring. “Banyak jurnal yang sebenarnya berkualitas, namun terkunci di balik keanggotaan berbayar dan hanya bisa diakses di negara tertentu. Dengan proxy, saya dapat membaca dan mengunduh artikel penting tanpa terhalang geolokasi,” jelas Varia.
Dr. Wiwin Yulianingsih, M.Pd., Dosen Pembimbing, juga menyoroti tren positif ini. Menurutnya, mahasiswa S3 harus mampu memanfaatkan teknologi dengan bijak untuk menambah wawasan. “Perpustakaan daring kini begitu luas. Namun, kehandalan proxy tidak boleh membuat kita lalai terhadap etika akademik. Hak cipta dan tanggung jawab intelektual tetap harus dijaga,” tegas Dr. Wiwin.
Selain memudahkan akses ke jurnal internasional, layanan proxy juga membuka peluang kolaborasi lintas universitas. Melalui proxy, mahasiswa S3 UNESA dapat mengikuti forum diskusi ilmiah di platform yang sebelumnya sulit diakses. “Dari forum-forum online tersebut, terkadang muncul potensi kerja sama penelitian antarkampus atau publikasi bersama di jurnal bereputasi,” ujar Dr. Widodo, M.Pd., salah satu dosen pengampu metodologi penelitian.
Menyambut tahun baru 2025, mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNESA semakin optimistis. Mereka yakin bahwa dengan dukungan proxy, pencarian literatur berkualitas tidak lagi menjadi kendala. Fasilitas ini pun diharapkan mampu mendorong terciptanya penelitian-penelitian inovatif yang berkontribusi signifikan bagi dunia pendidikan.
“Ini bukan sekadar tren musiman. Ke depan, proxy sepertinya akan menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi riset akademik di UNESA. Harapannya, kita bisa melahirkan karya-karya ilmiah yang benar-benar relevan di kancah global,” tutup Dr. Wiwin.