Integrasi Download Video TikTok dalam Riset Pendidikan: Praktik Baik Mahasiswa Doktoral UNESA
berita terkait
- Associate Prof. Dr. Fonny Dameaty Hadirkan Perspektif Masa Depan Pendidikan Nonformal di Era Digital dalam Kuliah Tamu S3 Ilmu Pendidikan UNESA
- Kuliah Tamu S3 Ilmu Pendidikan UNESA Bersama Prof. Dr. Anik Ghufron Kupas Tuntas Evaluasi Kebijakan Pendidikan Makro
- Musim Hujan dan Puasa Ramadan: Dampaknya pada Mobilitas dan Kegiatan Perkuliahan
- Ramadan dan Perubahan Iklim: Bagaimana Mahasiswa Bisa Beradaptasi dengan Aktivitas Kuliah?
- Rumah Pendidikan Fasilitasi Download Video TikTok sebagai Sumber Pengayaan Materi Belajar
Mahasiswa Program Doktor (S3) Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil menerapkan integrasi fitur “download video TikTok” dalam riset pendidikan mereka. Sejak pertengahan tahun 2024, strategi ini dianggap sebagai praktik baik yang membantu mahasiswa menggali data dari sumber-sumber non-konvensional. Melalui pemanfaatan konten-konten edukatif yang diunduh, para kandidat doktor dapat mengembangkan kerangka analisis yang lebih inovatif, relevan, dan dekat dengan realitas digital generasi saat ini.
Integrasi download video TikTok dalam riset pendidikan muncul dari kebutuhan untuk menemukan sumber data yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan tren belajar peserta didik. Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNESA menyadari bahwa platform media sosial tersebut sarat dengan konten edukatif yang disajikan secara ringkas, komunikatif, dan kreatif. Dengan mengunduh video TikTok, mereka dapat mempelajari teknik pengajaran, pola komunikasi pendidik digital, hingga daya tarik visual yang memengaruhi minat belajar.
Menurut Dr. Gunarti Dwi Lestari, salah satu dosen pembimbing, pendekatan ini membantu mahasiswa memperkaya perspektif penelitian mereka. “Biasanya, data penelitian banyak diperoleh dari literatur ilmiah atau observasi kelas tradisional. Kini, dengan memanfaatkan video TikTok, mahasiswa dapat melihat bagaimana materi kompleks dapat dibungkus dalam format singkat yang mudah dicerna,” ungkapnya.
Salah satu mahasiswa, Anita Sari, membagikan pengalamannya. “Saya dapat membandingkan gaya pengajaran konvensional dengan strategi yang diterapkan dalam video TikTok. Ini membantu saya memahami faktor apa saja yang menjadikan suatu konten edukatif menarik, sehingga kelak dapat diadaptasi ke dalam desain kurikulum atau bahan ajar,” jelasnya.
Meski demikian, para dosen tetap menekankan pentingnya bersikap kritis. Mahasiswa diingatkan untuk mengevaluasi keabsahan informasi, sumber data, serta relevansi materi yang disajikan. Dengan demikian, integrasi video TikTok bukan semata-mata pengumpulan data, tetapi juga pengujian kualitas dan relevansi materi edukatif tersebut.
Langkah mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan UNESA dalam mengintegrasikan “download video TikTok” ke dalam riset pendidikan memperlihatkan bahwa inovasi teknologi dapat diterapkan secara tepat guna di ranah akademik. Ke depan, UNESA berencana memfasilitasi pelatihan dan lokakarya tentang cara memanfaatkan platform media sosial sebagai sumber data penelitian. Dengan pendekatan ini, diharapkan para lulusan doktoral mampu merancang strategi pembelajaran yang adaptif, efektif, dan sesuai dengan tuntutan era digital.