28 Februari 2025 | Dr. Rofik Jalal Rosyanafi, M.Pd.
Surabaya – Melanjutkan tren inovasi di dunia pendidikan, Rumah Pendidikan memperkuat kemitraan dengan para pendidik untuk memanfaatkan video unduhan TikTok sebagai media pembelajaran yang lebih interaktif. Langkah ini diwujudkan melalui program kolaborasi kreatif yang mendorong guru-guru untuk memadukan konten visual singkat dengan proses belajar-mengajar di kelas.
Fahmi, koordinator kolaborasi, menuturkan bahwa banyak pendidik awalnya merasa ragu menggunakan TikTok karena identik dengan hiburan. Namun, berkat pendampingan dan pelatihan dari Rumah Pendidikan, mereka melihat potensi besar yang terkandung dalam video edukasi berdurasi pendek. “Kami memilih konten yang menampilkan penjelasan konsep sains, percobaan sederhana, hingga tips literasi digital. Setelah diunduh, video tersebut disesuaikan dengan rencana pembelajaran,” jelas Fahmi.
Prosesnya melibatkan guru-guru dari berbagai mata pelajaran yang dikurasi berdasarkan kebutuhan kurikulum. Tim Rumah Pendidikan memberikan pelatihan teknis tentang cara mengunduh video TikTok, menghapus watermark, dan menyunting ulang konten agar sesuai konteks pembelajaran. “Kami tidak ingin asal menampilkan video di kelas. Ada tahap analisis materi, penerjemahan istilah, hingga pembuatan guiding questions untuk merangsang pemikiran kritis siswa,” imbuh Varia Virdaus, mahasiswa yang aktif dalam riset konten digital.
Dr. Widodo, M.Pd., salah satu pengajar yang turut berkolaborasi, menyebut langkah ini efektif untuk meningkatkan antusiasme siswa. “Melalui konten TikTok yang dikemas ulang, siswa diajak untuk belajar dengan cara berbeda. Misalnya, mereka mempraktikkan sendiri percobaan sains sederhana yang sebelumnya ditampilkan di video, lalu mendiskusikan hasilnya secara kelompok. Aktivitas ini menumbuhkan rasa ingin tahu dan problem solving,” papar Dr. Widodo.
Dukungan juga datang dari Dr. Rofik Jalal Rosyanafi, M.Pd., peneliti pendidikan digital di Rumah Pendidikan. Ia menekankan bahwa kolaborasi dengan para pendidik menjadi kunci utama keberhasilan program. “Pendidiklah yang mengetahui keunikan siswa di kelas. Kami hanya menyediakan sarana, sedangkan guru berperan menyinergikan konten dengan kebutuhan pembelajaran. Jika konten dikemas dengan tepat, siswa akan semakin mudah memahami topik-topik kompleks,” tutur Dr. Rofik.
Sebagai langkah tindak lanjut, program ini akan diperluas hingga mencakup pelatihan pembuatan konten edukatif di TikTok. Guru dan mahasiswa diajak untuk menjadi kreator yang menghasilkan video-video ringkas namun padat makna. “Kami ingin memanfaatkan semangat kreasi di era digital ini, sehingga pembelajaran tak lagi sebatas buku teks, melainkan dapat diakses dan divisualisasikan dengan cara yang lebih menarik,” ungkap Varia.
Melalui kolaborasi kreatif ini, Rumah Pendidikan menunjukkan keseriusan dalam mengintegrasikan platform digital ke dalam proses belajar yang bermakna. Diharapkan, metode pemanfaatan video unduhan TikTok akan terus berkembang, menginspirasi lebih banyak pendidik untuk bereksperimen dan menciptakan pendekatan pembelajaran yang relevan bagi generasi masa kini.